Dana untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bontang sudah bisa diperkirakan nilainya, Rp 5 miliar (lima miliar rupiah). Namun, apakah dana tersebut sudah cukup untuk menutupi segala kebutuhan pengurus cabang KONI Kota Bontang?
Syamsuri Sarman selaku Ketua Harian KONI Bontang mengatakan, sesuai peraturan wali kota (perwali), KONI Bontang hanya mendapat jatah maksimal Rp 5 miliar. Sejatinya dana tersebut tak cukup untuk pengcab. Karena menurutnya, biaya pengcab jauh lebih besar.
“Tentatif kalau masalah cukup atau tidak. Dana tersebut ‘kan nanti dibagi, dan setiap cabor pasti berbeda-beda nominalnya,” kata Syamsuri.
Ditambahkan Syamsuri, jika ditelisik menurut pengalaman sebelumnya, Rp 5 miliar tidak cukup. “Tidak cukup, karena banyak program dan kegiatan pengcab yang didanai menggunakan dana pribadi oleh pengurus atau atletnya sendiri,” jelasnya.
Bahkan lanjut Syamsuri, banyak pengcab yang tak berani melakukan regenerasi atletnya akibat kekurangan dana, atau takut mengeluarkan banyak biaya.
“Dalam pengembangan prestasi, jarang yang berani menerjunkan atlet regenerasi dan biasanya pengcab hanya menurunkan satu atau dua atlet saja. Karena untuk pengembangan atlet membutuhkan dana yang berkesinambungan bagi atlet tersebut,” terangnya.
Sebelumnya, KONI Bontang kebagian dana hibah Rp 5 miliar dari Pemkot Bontang. Dana ini akan disalurkan ke KONI Bontang melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Bontang, untuk kembali diteruskan ke masing-masing pengcab.
Dana hibah sebesar Rp 5 miliar ini jauh berkurang dari dana yang disalurkan ke KONI Bontang tahun lalu. Sekadar informasi, dana pembinaan yang diterima KONI Bontang tahun lalu mencapai Rp 17 miliar. Banyaknya dana ini dikarenakan tahun lalu terdapat event besar keolahragaan, seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V di Samarinda, November 2014 lalu.