Setelah dipastikan Kutim akan melakukan pemilihan kepala daerah Desember nanti, desas-desus siapa calon yang akan diusung koalisi partai, ataupun calon independen, mulai muncul. Dari beberapa partai, ada isu akan mengusung jagoannya dari wilayah Kutim, karena dianggap mampu memimpin Kutim lebih baik ke depan.
Menanggapi isu kemungkinan masuknya calon bupati dari luar Kutim, Ketua Partai Golkar Kutim, Mahyunadi, mengatakan tidak masalah. Sebab mencalonkan itu hak semua warga Negara Indonesia.
Hanya saja, dia berharap siapapun calon yang nantinya akan ikut bertarung di pilkada, merupakan sosok yang benar-benar paham akan kondisi Kutim dan benar-benar mau berjuang untuk pembangunan Kutim ke depan.
“Bukannya bermaksud menolak jika ada tokoh masyarakat atau tokoh politik luar Kutim yang ingin ikut meramaikan bursa Pilbup Kutim. Karena itu hak semua warga Indonesia untuk berpolitik dimanapun tanpa ada batasan, karena sudah diatur undang-undang. Namun ada baiknya, bakal calon atau bupati terpilih nantinya merupakan putra daerah Kutim yang benar-benar paham akan karakteristik dan apa yang harus diperjuangkan untuk membangun Kutim lima tahun ke depan,” katanya.
Karena yang paham kondisi Kutim saja masih diragukan, apalagi yang tidak tahu sama sekali, dalam hal ini orang luar. Jadi kalaupun terpilih, berat untuk bisa membangun daerah ini, kalau yang belum paham karakreristik Kutim.
“Jadi kalau saya, lebih baik kalau calonnya dari Kutim, yang memang sudah paham kondisi Kutim. Karena Kutim ini luas. Mungkin bagi orang lain akan sulit untuk dibangun, kalau tidak tahu situasinya,” katanya.
Terkait kesiapan Partai Golkar, Mahyunadi mengatakan Partai Golkar Kutim, sangat siap. Golkar pun sudah sangat solid menentukan satu calon Bupati, sesuai mekanisme yang telah ditetapkan dalam internal Golkar. Namun semuanya akan terpulang dengan aturan yang ditetapkan pemerintah. Sebagai Ketua Partai Golkar, Mahyunadi pun mengaku siap jadi calon, untuk itu meminta do’a dan restu masyarakat Kutim untuk maju dalam Pilbup Kutim 2015 nanti.