Anak laki-laki yang punya nama lengkap Dias Raka Agung Sedayu itu adalah anak kedua dari pasangan Nuryati (44) dan Sutyono (44). Di rumah sederhana berdinding anyaman bambu, pasangan ini mencari pendapatan dengan membuka warung makan sederhana.
"Itu Raka, di dalam baru saja selesai mandi," ujar Nuryati sembari membawa piring penuh nasi untuk pelanggannya yang tengah menunggu pesanan.
Bersama sang Suami, Nuryati memberanikan diri menyewa tanah di sisi jalan untuk berjualan. Dengan modal pas-pasan Yati dan suaminya membangun rumah semi permanen untuk buka warung dan rumah tinggal.
Dinding anyaman bambu didatangkan langsung dari Jawa. Bukan melalui jasa kurir, melainkan menitip dengan kenalan yang kebetulan ingin ke Bontang membawa orderan pelanggan. Rumahnya tak besar, ruang tamu dan meja makan pembeli jadi satu. Lemari televisi menjadi pembatas antara ruang tamu dan dapur.
"Iya hanya begini saja yang kami bisa. Kalau mau menyewa tempat tentu tidak mampu kita," ungkap Setyono yang duduk berhadapan dengan istrinya.
Pendapatan dari berjualan tak banyak. Kendati tepat di pinggi jalan, penghasilan dari berjualan nasi tak cukup memenuhi kebutuhan anaknya yang masih bersekolah. Menyiasati itu, sang suami, Sutyono menyambi berjualan bensin eceran.
Beruntung program pemberian tas, sepatu dan seragam gratis dari pemerintah telah dinikmati. Tak murah untuk memenuhi kebutuhan peralatan sekolah. Setiap tahunnya Yati harus menyisihkan pendapatan minimal Rp 400 ribu untuk perlengkapan sekolah Raka. "Tabungan dua bulan itu bisa habis untuk belanja peralatan sekolah," ungkapnya.
Kini Yati mengaku sangat bersyukur dengan adanya bantuan perlengkapan sekolah gratis dari pemerintah. Biaya sekolah anaknya dapat dialihkan untuk modal dagangan. Ia berharap program pembagian seragam, tas dan sepatu gratis yang telah dijalankan Pemerintahan Walikota dan Wakil Walikota Bontang, Neni Moerniaeni-Basri Rase tetap dilanjutkan.
"Harapan kami kalau bisa pembagian seragam, tas dan sepatu gratis ini tetap lanjut. Jangan hanya sekali," katanya.
Walikota Bontang Neni Moerniaeni mengungkapkan program pengadaan seragam, tas, dan sepatu gratis untuk pelajar di Bontang merupakan wujud komitmen pemerintah memajukan dunia pendidikan. Sekaligus meringankan beban orangtua saat memasuki tahun ajaran baru, pengadaan seragam gratis tetap jadi prioritas meski kondisi APBD Bontang mengalami penurunan drastis tahun ini.
"Program pengadaan seragam gratis ini merupakan upaya nyata kita mewujudkan Bontang Smart City," tutur Neni, sapaan akrab Walikota Bontang itu.
Dijelaskan, total alokasi dana yang disiapkan untuk pengadaan seragam gratis sebesar Rp 20 miliar. Alokasi anggaran ini tidak hanya celana/ rok dan baju sekolah, tapi meliputi sepatu dan tas baru bagi 37.727 pelajar negeri dan swasta di Bontang.
Ia berharap dengan bantuan seragam gratis itu, tidak adalagi orangtua siswa yang tidak menyekolahkan anaknya karena alasan tidak bisa beli seragam.