Wednesday, February 4, 2015

Pedagang Pasar Tradisional Dilarang Naikkan Harga

Pemkot Bontang melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM), meminta agar para pedagang pasar tradisional tidak memainkan harga di pasaran usai harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berfluktuasi. Hal ini ditakutkan pada para pedagang nakal di Kota Bontang.

Pasalnya, Disperindagkop dan UMKM sudah memiliki acuan harga yang menjadi patokan penetapan harga. Ada selisih yang diperbolehkan agar pedagang mengambil keuntungan. Bila harga melewati batas toleransi yang diperkenankan, siap-siap disanksi.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Disperindagkop & UMKM Retno Febriyanti saat inspeksi mendadak (Sidak) ke pasar tradisional bersama DPRD Bontang baru-baru ini. Kata dia, selama ini sangat jarang terjadi praktik monopoli harga seperti itu. Sebab, hukum pasar pasti akan berlaku. Pedagang yang menjual di atas harga eceran tertinggi (HET) tentu sulit memasarkan dagangannya. Jadi,  sepertinya kemungkinan itu akan sulit terjadi.

“Ada sanksi tentunya. Kami bisa menjatuhkan teguran sampai tiga kali. Kalau tetap tak ada respon, bisa saja kami evaluasi izinnya nanti,” tutur dia.

Tetapi, lanjut wanita berjilbab itu, praktik yang paling sering terjadi adalah pedagang menjual barang yang melewati batas kedaluarsa. Untuk pelanggaran seperti itu, Disperindagkop akan langsung mengambil barangnya kemudian memusnahkan. Tentunya disertai dengan peringatan. Teknisnya sama, teguran 1 sampai dengan tiga. Kalau tak direspon izinnya akan dievaluasi.

Disperindagkop dan UMKM mengeluarkan pernyataan itu terkait tidak adanya penurunan harga barang di tiga pasar di Bontang. Padahal, harga bahan bakar minyak (BBM) sudah mengalami dua kali penurunan. Disperindagkop memandang bahwa belum perlu dilakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga.

“Harga masih bagus. Perbedaannya tidak terlalu jauh. Pedagang hanya mengambil keuntungan secukupnya untuk pengembalian modal,” kata wanita itu, ramah.

Kembali ke soal sanksi untuk pedagang, Retno mengatakan bahwa dinasnya teratur melakukan kontroling harga. Ada bidang khusus yang setiap pekan selalu melakukan update harga di pasaran. Harga itu kemudian dibandingkan dengan kondisi terkini yang memengaruhi kenaikan atau penurunan harga.

Lanjut Retno, ketika harga sudah naik, maka biasanya akan sulit untuk turun. Dia mencontohkan, selain dua penyebab utama penetapan harga yakni cuaca dan kondisi panen di daerah pemasok, ada hal lain yang memengaruhi sulitnya menurunkan harga. Saat ini, stok yang dimiliki pedagang di pasar dibeli ketika harga sudah terlanjur naik. Jadi, mereka tak mungkin menurunkan harga sampai stok yang memiliki habis. Celakanya, ketika stok yang mereka miliki habis, harga barang tidak turun.

“Ya, kuncinya bukan berada di hulu. Ada alur untuk barang itu sampai ke tangan pedagang. Barang yang dijual ke pedagang tidak mengalami penurunan. Bagaimana bisa para pedagang mau menurunkan harga kalau barang yang mereka beli harganya tetap,” ucapnya.
Disqus Comments